Sabtu, 03 Maret 2012

Praktek Kerja Lapang (ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacg) di Desa Ulee Blang Mane Kec. Blang Mangat Kota Lhokseumawe

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Proses Pembibitan Kelapa Sawit
Usaha Pembibitan Kelapa Sawit  terdapat lima tahapan yang dilakukan diantaranya :
    Persiapan Lahan
    Persiapan Kecambah dan Pembibitan awal (pre-nursery)
    Pembibitan Utama (Main-nursery)
    Pemeliharaan
    Panen (Produksi Bibit)
1. Persiapan Lahan
Lahan pembibitan harus diratakan dan dibersihkan dari segala macam gulma dan dilengkapi dengan instalasi penyiraman (misalnya tersedia springkle irrigation). serta dilengkapi dengan jalan-jalan dan parit-parit drainase dan juga kompleks pembibitan harus sesuai dengan kebutuhan. Lokasi/areal untuk pelaksanaan pembibitan dengan pesyaratan : harus datar dan rata. dekat dengan sumber air. dan letaknya sedapat mungkin di tengah-tengah areal yang akan ditanami dan mudah diawasi.
    Persiapan bibit dan penanaman awal (Pre-Nursery)
Sebelum benih yang sudah berkecambah ditanam. maka polibaq diisi dengan tanah yang dicampur dengan sekam dengan perbandingan 1: 1 dan kemudian tanah di dalam polibaq harus disiram sampai jenuh agar tidak merusak perkecambahan benih kelapa sawit. Benih yang sudah berkecambah di deder dalam polybag kecil yang telah diisi tanah kemudian diletakkan pada bedengan-bedengan yang lebarnya 120 cm dan panjang bedengan secukupnya. Ukuran polybag yang digunakan adalah 15 x 23 cm (lay flat). Polybag diisi dengan 1.5 – 2.0 kg tanah atas yang telah diayak. Tiap polybag diberi lubang untuk drainase dan kemudian ditanam kecambah sedalam ± 2 cm dari permukaan tanah dan berjarak 2 cm. Setelah bibit dederan yang berada di prenursery telah berumur 3 – 4 bulan dan berdaun 4 – 5 helai. bibit dederan sudah dapat dipindahkan ke pembibitan utama (nursery). Keadaan tanah di polybag harus selalu dijaga agar tetap lembab tapi tidak becek. Pemberian air pada lapisan atas tanah polybag dapat menjaga kelembaban yang dibutuhkan oleh bibit. Penyiraman dengan sistem springkel irrigation sangat membantu dalam usaha memperoleh kelembaban yang diinginkan dan dapat melindungi bibit terhadap kerusakan karena siraman.
3. Pembibitan Utama (Main-Nursery)
Untuk penanaman bibit pindahan dari dederan dibutuhkan polybag yang lebih besar. berukuran 40 cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat). tebal 0.11 mm dan diberi lubang pada bagian bawahnya untuk drainase. Polybag diisi dengan tanah atas yang telah diayak sebanyak 15 – 30 kg per polybag. disesuaikan dengan lamanya bibit yang akan dipelihara (sebelum dipindahkan) dipesemaian bibit.
Bibit dederan ditanam sedemikian rupa sehingga leher akar berada pada permukaan tanah polybag besar dan tanah sekitar bibit dipadatkan agar bibit berdiri tegak. Bibit pada polybag besar kemudian disusun di atas lahan yang telah diratakan. dibersihkan dan diatur dengan hubungan sistem segitiga sama sisi dengan jarak 100 cm x 100 cm x 100 cm.
4. Pemeliharaan
1. Penyiraman
Kegiatan penyiraman di pembibitan utama dilakukan dua kali dalam sehari. yaitu pada pagi dan sore hari. Jumlah air yang diperlukan sekitar 9–18 liter per minggu untuk setiap bibit.
2. Pemupukan
Untuk pemupukan dapat digunakan berupa pupuk tunggal atau pupuk majemuk (N.P.K ) .urea dan pupuk kandang.

3. Seleksi bibit;
Seleksi dilakukan sebanyak tiga kali. Seleksi pertama dilakukan pada waktu pemindahan bibit ke pembibitan utama. Seleksi kedua dilakukan setelah bibit berumur empat bulan di pembibitan utama. Seleksi terakhir dilakukan sebelum bibit dipindahkan ke lapangan. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan setelah berumur 10-12 bulan. Tanaman yang bentuknya abnormal dibuang. dengan ciri-ciri: a) bibit tumbuh meninggi dan kaku. b) bibit terkulai. c) anak daun tidak membelah sempurna. d) terkena penyakit. e) anak daun tidak sempurna.
5. Panen (Produksi Bibit)
Setelah tanaman umur 8-12 bulan.maka bibit sudah bisa di pasarkan. Bibit yang siap di tanam tergantung kepada tempat/areal perkebunan. Biasanya bibit yang berumur 8 bulan ditanam didaratan rendah. sedangkan didaratan tinggi bibit yang diperlukan berkisar antara umur 10-12 bulan. hal tersebut disebabkan keadaan daratan tinggi yang te banyak gangguan binatang. Dalam 1 tahun pertama usaha pembibitan tersebut bias menghasilkan 14.000 bibit yang siap di tanam di perkebunan.
Dari kelima tahapan tersebut yang paling banyak memerlukan biaya. pada tahapan ini adalah pada tahap persiapan lahan dan pemeliharaan. Lebih jelasnya berikut perincian biaya usaha pembibitan sawit dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Analisis Usaha Pembibitan Kelapa Sawit dengan luas lahan 1 Ha di Desa Ulee Blang Mane. Kecamatan Blang Mangat. Kota Lhokseumawe.
No    Uraian    Volume    Satuan    Harga (@)
(Rp)    Jumlah (Rp)
1.    Biaya Produksi               
        Sewa Lahan selama 5 tahun     1000    m2    Rp 2.850.000.-    Rp 14.250.000.-
        Peralatan               
        Cangkul     3    Buah    Rp 60.000.-    Rp 180.000.-
        Sekop     3    Buah    Rp 48.000.-    Rp 144.000.-
        Sprayer    2    Buah    Rp 210.000.-    Rp 420.000.-
        Bambu    150    Batang    Rp 20.000.-    Rp 3.000.000.-
        Selang     100    m    Rp 5.500.-    Rp 550.000.-
        Pompa air     1    Unit    Rp 1.650.000.-    Rp 1.650.000.-
Jumlah Biaya Produksi                Rp 20.194.000.-
2.    Sarana Produksi               
        Benih/Kecambah Kelapa Sawit    14000    Biji    Rp 6.000.-    Rp 84.000.000.-
        Pupuk               
        Pupuk Kandang    2000    Kg    Rp 150.-    Rp 300.000.-
        NPK    200    Kg    Rp 2.300.-    Rp 460.000.-
        Urea    200    Kg    Rp 1.600.-    Rp 360.000.-
        c. Pestisida     4    Botol     Rp 11.500.-    Rp 46.000.-
         Polybag
    Ukuran 15 x 23
    Ukuran 45 x 60   
600
700   
Kg
Kg   
Rp 18.000.-
Rp 21.000.-   
Rp 10.800.000-
Rp 14.700.000.-
        Tanah    16    m3    Rp 250.000.-    Rp 1.000.000.-
        Sekam    500    Kg    Rp 650.-    Rp 325.000.-
Jumlah sarana produksi                Rp 111.991.000
3.     Tenaga Kerja               
        Pengolahan tanah (5 hari)    5    HKP    Rp 40.000.-    Rp 1.000.000.-
        Tanam (2 hari)    3    HKP    Rp 35.000.-    Rp 210.000.-
        Penyiraman (1 minggu 10 x) 200 x penyiraman.    2    HKP    Rp 35.000.-    Rp 14.000.000.-
        Pemupukan (1 bulan sekali) 8 x pemupukan.    2    HKP    Rp 35.000.-    Rp 560.000.-
        Penyemprotan (8 x)    2    HKP    Rp 35.000.-    Rp.560.000.-
        Penyiangan (6 x)    2    HKP    Rp 35.000.-    Rp  420.000.-
Jumlah biaya tenaga kerja                Rp 16.750.000.-
    Total biaya (Modal)                Rp 148.935.000.-

No.    Keterangan    Harga (Rp).
1.    Biaya Usaha    
        Sewa lahan 5 tahun    Rp.                 14.250.000.-          
        Sarana Produksi    Rp.              111.991.000.-     
        Tenaga kerja    Rp.                 16.750.000.-
        Biaya  Penyusutan Peralatan    Rp.                        15.600.-
Total biaya produksi (TC)    Rp.             143.006.600.-
2.    Pendapatan usaha    
        Produksi bibit tahun ke 1:
14.000 x 18.000   
Rp.               252.000.000.-
Total produksi/pendapatan 14.000 bibit x Rp.18.000.- (TR)    Rp.              252.000.000.-
3.    Keuntungan Usaha  (TR – TC)    Rp.            108.993.400.-


4.2. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha
A. Break Event Point (Titik Balik Modal)
BEP adalah suatu kondisi yang menggambarkan bahwa hasil usaha yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan..
    BEP Volume produksi.
BEP volume produksi menggambarkan produksi minimal yang harus dihasilkan agar usaha tani tidak mengalami kerugian.
BEP=(Total Biaya Produksi (Rp))/(Harga ditingkat Petani (Rp /Kg))
BEP=(RP.    143.006.600)/(Rp.18.000/Bibit ))
BEP =7.944
        Titik balik modal tercapai jika produksi bibit sawit mencapai 7.944 bibit. Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat di peroleh produksi bibit sebesar 7.944 usaha pembibitan kelapa sawit mendapatkan keuntungan.
2. BEP Harga produksi.
BEP=(Total Biaya Produksi (Rp))/(Total Produksi )
BEP=(RP.    143.006.600)/(  14.000 Bibit)
BEP=10.214
Titik balik modal tercapai jika harga jual bibit sawit adalah Rp. 10.214/ bibit. Hasil ini menunjukkan bahwa pada saat harga bibit sawit ditingkat petani Rp 10.214/ bibit. Usaha pembibitan kelapa sawit mendapatkan keuntungan.
B. Benefit Cost Ratio
B/C digunakan untuk mengukur analisis kelayakan usaha. yakni perbandingan antara permintaan kotor dengan total biaya yang di keluarkan.
B/C=(Total Pendapatan (Rp))/(Total Biaya Produksi (Rp))
B/C=(Rp.252.000.000)/(Rp.  143.006.600)
B/C =1.76
Nilai B/C rasio sebesar 1.76  menunjukkan bahwa dengan biaya atau modal usaha sebesar Rp.   148.935.000 akan diperoleh penerimaan sebesar 1 % dari modal yang di keluarkan. Artinya. setiap penambahan biaya sebesar Rp. 1.00 memperoleh penerimaan Rp. 1.76